Minggu, 30 September 2012

PERSAHABATAN MELEBIHI SEGALANYA

(Ekawanda Dkk-Siswi SMP Negeri 2 Biringbulu)

Seperti biasanya SMP  Negeri 2 Biringbulu setiap tahunnya mengadakan Masa orientasi Siswa (MOS). Evi adalah salah satu siswa baru yang mengikuti MOS tersebut. Hari pertama Evi masuk sekolah. Dia dan siswa lainnya disuruh untuk membentuk kelompok yang terdiri dari dua orang. Tadinya Evi mau bergabung dengan Ardi sahabatnya. Akan tetapi anggota kelompok akan di tentukan oleh panitia pelaksana MOS. Evi pun di kelompokkan dengan anak laki-laki bernama Syamsul. Evi belum tahu siapa Syamsul, karena itu ia ingin mengenal syamsul lebih dekat. Diapun memberanikan diri untuk berkenalan dengan Syamsul.
“Hai, nama kamu siapa?” (Tanya Evi gugup)
“Nama saya Syamsul, kamu Evi kan?”Jawab Syamsul.
“Dari mana kamu tahu namaku?” Tanya Evi heran.
                “Aku tau dari tanda pengenalmu itu.” Jawab Syamsul sambil menunjuk tanda pengenal Evi.
Evi menundukkan kepala. Dia kelihatan malu-malu, karena diawal kenal dia sudah membuat kesalahan. Meskipun kesalahannya kecil, tetapi Evi ini sangat pemalu. Tetapi rasa malu Evi tidak berlangsung lama, karena Syamsul menggodanya dengan pantun lucu. Mereka larut dalam suasana riang.
Hari demi hari Syamsul dan Evi semakin akrab, canda tawa mewarnai hari-harinya, mereka seakan sudah lama saling mengenal. Di satu sisi ada sahabatnya Ardi merasa kecewa  karena ia merasa bahwa Syamsul akan merebut sahabatnya Evi. Ardi pun mencari cara untuk membuat keduanya bertengkar. Dengan perasaan tidak berdosa, Ardi merusak lukisan Evi lalu meninggalkan gelang Syamsul di tempat itu. Tanpa berpikir panjang setelah melihat lukisannya yang telah rusak dan melihat ada gelang Syamsul di atasnya, dalam otaknya ia sudah memastikan bahwa Syamsul yang merusak lukisannya. Sejak kejadian itu Evi dan Syamsul bertengkar, bermusuhan dan kedamaian itu hanya sesaat menemaninya. Tapi untunglah pada saat itu ada salah seorang siswa yang melihat Ardi merusak dan meletakkan gelang Syamsul. Siswa yang melihat adalah Eka, ia siswa yang baik hati, jujur, ramah dan pemurah. Eka tidak ingin melihat teman-teman saling bermusuhan, karena itu ia ingin memperbaiki apa yang telah salah diantara mereka. Rencana awal menemui Ardi, kemudian menemui Evi.
(Eka pun menghampiri Ardi) “ Ehhh.... Ar… kamu tidak punya hati ya?”. Kata Eka sambil  menghalangi jalan Ardi.
“ Apa maksud kamu?”. Tanya Ardi sedikit bingun.
“Kamukan yang menyusun rencana supaya Evi dan Syamsul bertengkar”. Kata Eka.
“Kalau ia kenapa”. Jawab Ardi marah.
“Awas ya aku bilangin ma mereka”. Kata Eka mengancam.
“Terserah” (kata  Ardi)
Eka pun menghampiri Evi yang berada di kantin dan menjelaskan semuanya Tetapi Evi tidak mempercayainya. Akan tetapi hal itu tidak membuat Eka putus asa untuk memperbaiki persahabatan keduanya. Dia pun selalu berusaha untuk mencari jalan keluarnya. Eka berusaha memberikan yang terbaik kepada teman-temannya, tapi belum lagi selesai permasalahan yang satu muncul lagi masalah yang membuatnya galau dan terperangah, namun dibalik itu semua hal yang terlintas dalam benak Eka adalah setiap permasalahan selalu ada jalan keluarnya. Permasalahan apapun pasti ada cara untuk menyelesaikannya. Aral selalu ada dihadapan kita, masalah selalu muncul dalam setiap tapakan. Mereka kembali diuji dengan kemunculan seseorang yang tidak ingin ada kedamaian dalam persahabatan mereka yaitu Mayang. Mayang berfikir  bahwa empat sahabat itu akan menghalangi  jalannya sebagai juara kelas. Mayang pun mencari akal untuk mengerjai mereka .                                                       
‘’Bagaimana ya caranya untuk memisahkan mereka’’. (Tanya Mayang dalam hati) Mayang  pun bersorak kegirangan  ‘’Aha!, aku punya ide ‘’. (Kata Mayang lagi dalam hati). Mayang pun beranjak pergi dari tempat duduknya untuk menjalankan rencananya itu. Dalam hati Mayang berencana untuk mencuri buku Evi. Bel  tanda masukpun berbunyi, semua siswa termasuk Evi dan kawan-kawan masuk ke kelas. Pada saat itu Pak Arif guru TIK masuk untuk mengajar ,para siswapun di suruh untuk mengumpul tugas yang telah di berikan minggu lalu. Evipun segera membuka tasnya dan mencari bukunya. Sewaktu Evi mencarinya ternyata buku tersebut tidak ada dalam tasnya. Evi segera beranjak dari mejanya dan menuju ke meja Pak Arif .Dengan perasaan gugup, Evi memberanikan diri untuk berbicara kepada Pak Arif .                                                                                                                      
‘’Pak, bisa tidak kalau tugasnya dikumpul besok?‘’ Tanya Evi dengan suara gugup. Dengan bijaksana Pak Arifpun berkata ‘’Memangnya buku nak Evi kemana?’’ 
‘’Buk…. Bukunya hilang Pak!’’.jawab Evi.                                                                                                                                               Kali ini Evi selamat karena Pak Arif masih memakluminya. Evi pun kembali ke mejanya dengan perasaan lega dan Pak Arif segera memulai pelajarannya.                                                                                                   
Beberapa jam kemudian bel tanda pulang berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas. Evi  dan teman –temannya pulang bersama.                                                        
‘’Eh ,Syam! Bisa nggak aku pinjam buku kamu?’’ (Evi bertanya sambil memohon)                                                              ‘’Memangnya buku apa yang mau kau pinjam?’’ Syamsul kembali bertanya kepada Evi.                                 ‘’Buku tugasTIK, soalnya buku aku hilang nih’’Jawab Evi sedih.
‘’kasian‘’ Kata Syamsul mengejek.                                                                                                                                           ‘’Kamu itu yah bukannya bantuin  malah mengejek’’ kata Evi kesal.

(Ardi muncul di tengah-tengah mereka)

‘’Hei kalian, boleh gabung nggak?.’’         ‘’Boleh aja kok.’’kata Evi lembut. Merekapun berjalan bersama. Di tengah perjalanan Ardi tiba-tiba berkata. ‘’Eh, Vi katanya buku kamu hilang.’’Tanya Ardi?             ‘’Iya nih, untung aja Pak Arif masih maklumin aku.’’Kata Evi sedih.                                                      ‘’Eh sebenarnya tadi aku lihat si Mayang buka tas kamu, dan aku lihat dia mengambil buku kamu.’’ Kata Ardi  dengan penuh keyakinan.                                                                                                                    
‘’Masa sih, yang benar aja kamu Ar..?.’’ Kata  Eka.                                                           
‘’Ya iyalah, masa aku bohong.’’Kata Ardi berusaha meyakinkan.                                                                
‘’Aku tidak menyangka Mayang begitu tega sama aku.’’ (Kata Evi kecewa)                                                            ‘’ya udalah besok kita tanya sama Ardi .’’Kata Eka berusaha menghibur.                                                       Mereka pun pulang ke rumah masing-masing.                                                                                                                                Keesokan harinya Evi, Mayang, Eka dan Syamsul menghampiri Mayang.                                                                 ‘’Eh, Mayang kamu tega bangat sih sama aku.’’Kata Evi kesal.                                                                                    ‘’Maksud kamu apa sih, aku nggak ngerti?.’’Tanya Mayang sedikit bingung.                                                                ‘’Kamu nggak usah ngeles deh‘’ (Kata Ardi dengan wajah yang sedikit marah).                                                  
Tiba-tiba di tengah perdebatan mereka, Pak Arif datang. ‘’Ada apa anak- anak?’’.Tanya Pak Arif.                              
Eka berusaha menjelaskan kepada Pak Arif dan teman-teman yang lain, Begini pak dari awal persahabatan Evi Dan Syamsul Ardi yang tidak senang akan kedekatan keduanya, ia merasa akan kehilangan sahabat dan ia akan tersisihkan karena itu Ardi jalankan rencana untuk merusak Lukisan Evi dan meletakkan gelang Syamsul di atas lukisan yang telah dirusaknya sehingga Evi berkeyakinan bahwa Syamsullah yang merusak lukisannya, padahal aku melihat langsung Ardi merusak dan meletakkan gelang itu di atas lukisan. Kemudian masalah buku Evi yang hilang, itu karena kerjaan Mayang, ia merasa akan tersaingi dalam usahanya untuk menjadi juara kelas, apalagi Evi adalah orang yang pintar dalam  setiap mata pelajaran. Pak Arif pun berusaha untuk meluruskan semuanya. Beliau memanggil Eka, Mayang, Evi, dan Syamsul, serta Ardi. Begini, dalam hidup masalah pasti ada, aral selalu menjelma dalam tapakan hidup, tapi yang terpenting kita bukan menjadi seseorang yang menjadi aral dan membuat masalah untuk orang lain, Kita bukan seseorang yang selalu ingin menjadi juara atau pemenang dengan cara yang licik. Tapi kita adalah solusi untuk orang lain, kita adalah pembawa kebaikan kepada orang lain. Dan yang perlu kalian ingat dalam melakukan sesuatu harus dengan niat yang baik, tulus, serta kerja keras dari diri kita sendiri. Saat itu Mayang dan Ardi menyadari akan kesalahannya dan meminta maaf kepada semuanya terutama teman-temannya. Mereka merengkuh satu naungan dalam kalimat persahabatan.

Tunggu ya karya selanjutnya!!!!!!
Baca Selengkapnya....