Oleh : Muhammad Arif, S.Pd.
(Guru SMP Negeri 2 Biringbulu)
Tertera pita hitam di tiap raga
Menyingkap tabir kelam
Menapaki dunia penuh ilusi
Menerobos celoteh budaya
Kuselipkan senyum di antara belantara yang cadas
Sesekali semburat ketidakpastian membayangi kenyataan
Entah…..ia tahu
Atau hanya mengunyah dan menelan bulat-bulat
Entah……ia terapung
Terombang-ambing
Bimbang, bingung
Lantas tetap melaju ke tengah samudera
Mereka tak pernah tahu
Bagaimana menambal perahu yang bocor
Bagaimana menyeimbangkan perahu yang miring
Lantas perahu akan tenggelam dari gita cinta budaya
Inikah sejarah mengakar menampar nurani
Untuk apa itu diukir?
Untuk apa disemayamkan di satu tempat
Sedang lembaran telah usai
Raga telah bercengkerama kisah baru
Inikah sedekah jiwa di cakrawala
lain
Teropong waktu mendesis nurani
Mengakar menebar senyum
Ia hanya asyik beronani melebarkan sayap menuju kenikmatan duniawi