(Ekawanda Dkk-Siswi SMP Negeri 2 Biringbulu)
Seperti
biasanya SMP Negeri 2 Biringbulu setiap
tahunnya mengadakan Masa orientasi Siswa (MOS). Evi adalah salah satu siswa
baru yang mengikuti MOS tersebut. Hari pertama Evi masuk sekolah. Dia dan siswa
lainnya disuruh untuk membentuk kelompok yang terdiri dari dua orang. Tadinya Evi
mau bergabung dengan Ardi sahabatnya. Akan tetapi anggota kelompok akan di
tentukan oleh panitia pelaksana MOS. Evi pun di kelompokkan dengan anak
laki-laki bernama Syamsul. Evi belum tahu siapa Syamsul, karena itu ia ingin
mengenal syamsul lebih dekat. Diapun memberanikan diri untuk berkenalan dengan Syamsul.
“Hai,
nama kamu siapa?” (Tanya Evi gugup)
“Nama
saya Syamsul, kamu Evi kan?”Jawab Syamsul.
“Dari
mana kamu tahu namaku?” Tanya Evi heran.
“Aku
tau dari tanda pengenalmu itu.” Jawab Syamsul sambil menunjuk tanda pengenal Evi.
Evi
menundukkan kepala. Dia kelihatan malu-malu, karena diawal kenal dia sudah
membuat kesalahan. Meskipun kesalahannya kecil, tetapi Evi ini sangat pemalu.
Tetapi rasa malu Evi tidak berlangsung lama, karena Syamsul menggodanya dengan
pantun lucu. Mereka larut dalam suasana riang.
Hari
demi hari Syamsul dan Evi semakin akrab, canda tawa mewarnai hari-harinya,
mereka seakan sudah lama saling mengenal. Di satu sisi ada sahabatnya Ardi
merasa kecewa karena ia merasa bahwa Syamsul
akan merebut sahabatnya Evi. Ardi pun mencari cara untuk membuat keduanya
bertengkar. Dengan perasaan tidak berdosa, Ardi merusak lukisan Evi lalu
meninggalkan gelang Syamsul di tempat itu. Tanpa berpikir panjang setelah
melihat lukisannya yang telah rusak dan melihat ada gelang Syamsul di atasnya,
dalam otaknya ia sudah memastikan bahwa Syamsul yang merusak lukisannya. Sejak
kejadian itu Evi dan Syamsul bertengkar, bermusuhan dan kedamaian itu hanya
sesaat menemaninya. Tapi untunglah pada saat itu ada salah seorang siswa yang
melihat Ardi merusak dan meletakkan gelang Syamsul. Siswa yang melihat adalah
Eka, ia siswa yang baik hati, jujur, ramah dan pemurah. Eka tidak ingin melihat
teman-teman saling bermusuhan, karena itu ia ingin memperbaiki apa yang telah
salah diantara mereka. Rencana awal menemui Ardi, kemudian menemui Evi.
(Eka pun menghampiri Ardi) “ Ehhh.... Ar…
kamu tidak punya hati ya?”. Kata Eka sambil menghalangi jalan Ardi.
“
Apa maksud kamu?”. Tanya Ardi sedikit bingun.
“Kamukan
yang menyusun rencana supaya Evi dan Syamsul bertengkar”. Kata Eka.
“Kalau
ia kenapa”. Jawab Ardi marah.
“Awas
ya aku bilangin ma mereka”. Kata Eka mengancam.
“Terserah”
(kata Ardi)
Eka
pun menghampiri Evi yang berada di kantin dan menjelaskan semuanya Tetapi Evi
tidak mempercayainya. Akan tetapi hal itu tidak membuat Eka putus asa untuk memperbaiki
persahabatan keduanya. Dia pun selalu berusaha untuk mencari jalan keluarnya. Eka
berusaha memberikan yang terbaik kepada teman-temannya, tapi belum lagi selesai
permasalahan yang satu muncul lagi masalah yang membuatnya galau dan
terperangah, namun dibalik itu semua hal yang terlintas dalam benak Eka adalah
setiap permasalahan selalu ada jalan keluarnya. Permasalahan apapun pasti ada cara
untuk menyelesaikannya. Aral selalu ada dihadapan kita, masalah selalu muncul dalam
setiap tapakan. Mereka kembali diuji dengan kemunculan seseorang yang tidak ingin
ada kedamaian dalam persahabatan mereka yaitu Mayang. Mayang berfikir bahwa empat sahabat itu akan menghalangi jalannya sebagai juara kelas. Mayang pun mencari
akal untuk mengerjai mereka .
‘’Bagaimana
ya caranya untuk memisahkan mereka’’. (Tanya
Mayang dalam hati) Mayang pun
bersorak kegirangan ‘’Aha!, aku punya
ide ‘’. (Kata Mayang lagi dalam hati). Mayang pun beranjak pergi dari tempat
duduknya untuk menjalankan rencananya itu. Dalam hati Mayang berencana untuk
mencuri buku Evi. Bel tanda masukpun
berbunyi, semua siswa termasuk Evi dan kawan-kawan masuk ke kelas. Pada saat
itu Pak Arif guru TIK masuk untuk mengajar ,para siswapun di suruh untuk
mengumpul tugas yang telah di berikan minggu lalu. Evipun segera membuka tasnya
dan mencari bukunya. Sewaktu Evi mencarinya ternyata buku tersebut tidak ada
dalam tasnya. Evi segera beranjak dari mejanya dan menuju ke meja Pak Arif
.Dengan perasaan gugup, Evi memberanikan diri untuk berbicara kepada Pak Arif .
‘’Pak,
bisa tidak kalau tugasnya dikumpul besok?‘’ Tanya Evi dengan suara gugup. Dengan
bijaksana Pak Arifpun berkata ‘’Memangnya buku nak Evi kemana?’’
‘’Buk…. Bukunya hilang Pak!’’.jawab Evi. Kali ini Evi selamat karena Pak Arif masih memakluminya. Evi pun kembali ke mejanya dengan perasaan lega dan Pak Arif segera memulai pelajarannya.
‘’Buk…. Bukunya hilang Pak!’’.jawab Evi. Kali ini Evi selamat karena Pak Arif masih memakluminya. Evi pun kembali ke mejanya dengan perasaan lega dan Pak Arif segera memulai pelajarannya.
Beberapa
jam kemudian bel tanda pulang berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas.
Evi dan teman –temannya pulang bersama.
‘’Eh
,Syam! Bisa nggak aku pinjam buku kamu?’’ (Evi bertanya sambil memohon) ‘’Memangnya buku apa yang mau
kau pinjam?’’ Syamsul kembali bertanya kepada Evi. ‘’Buku tugasTIK, soalnya buku aku
hilang nih’’Jawab Evi sedih.
‘’kasian‘’ Kata Syamsul mengejek. ‘’Kamu
itu yah bukannya bantuin malah mengejek’’
kata Evi kesal.
(Ardi muncul di tengah-tengah mereka)
‘’Hei kalian, boleh gabung nggak?.’’ ‘’Boleh aja kok.’’kata Evi lembut. Merekapun
berjalan bersama. Di tengah perjalanan Ardi tiba-tiba berkata. ‘’Eh, Vi katanya
buku kamu hilang.’’Tanya Ardi? ‘’Iya
nih, untung aja Pak Arif masih maklumin aku.’’Kata Evi sedih. ‘’Eh
sebenarnya tadi aku lihat si Mayang buka tas kamu, dan aku lihat dia mengambil
buku kamu.’’ Kata Ardi dengan penuh keyakinan.
‘’Masa sih, yang benar aja kamu Ar..?.’’
Kata Eka.
‘’Ya
iyalah, masa aku bohong.’’Kata Ardi berusaha meyakinkan.
‘’Aku
tidak menyangka Mayang begitu tega sama aku.’’ (Kata Evi kecewa) ‘’ya
udalah besok kita tanya sama Ardi .’’Kata Eka berusaha menghibur. Mereka
pun pulang ke rumah masing-masing. Keesokan
harinya Evi, Mayang, Eka dan Syamsul menghampiri Mayang. ‘’Eh,
Mayang kamu tega bangat sih sama aku.’’Kata Evi kesal. ‘’Maksud
kamu apa sih, aku nggak ngerti?.’’Tanya Mayang sedikit bingung. ‘’Kamu
nggak usah ngeles deh‘’ (Kata Ardi dengan wajah yang sedikit marah).
Tiba-tiba
di tengah perdebatan mereka, Pak Arif datang. ‘’Ada apa anak- anak?’’.Tanya Pak
Arif.
Eka
berusaha menjelaskan kepada Pak Arif dan teman-teman yang lain, Begini pak dari
awal persahabatan Evi Dan Syamsul Ardi yang tidak senang akan kedekatan keduanya,
ia merasa akan kehilangan sahabat dan ia akan tersisihkan karena itu Ardi jalankan
rencana untuk merusak Lukisan Evi dan meletakkan gelang Syamsul di atas lukisan
yang telah dirusaknya sehingga Evi berkeyakinan bahwa Syamsullah yang merusak
lukisannya, padahal aku melihat langsung Ardi merusak dan meletakkan gelang itu
di atas lukisan. Kemudian masalah buku Evi yang hilang, itu karena kerjaan
Mayang, ia merasa akan tersaingi dalam usahanya untuk menjadi juara kelas,
apalagi Evi adalah orang yang pintar dalam
setiap mata pelajaran. Pak Arif pun berusaha untuk meluruskan semuanya.
Beliau memanggil Eka, Mayang, Evi, dan Syamsul, serta Ardi. Begini, dalam hidup
masalah pasti ada, aral selalu menjelma dalam tapakan hidup, tapi yang
terpenting kita bukan menjadi seseorang yang menjadi aral dan membuat masalah
untuk orang lain, Kita bukan seseorang yang selalu ingin menjadi juara atau
pemenang dengan cara yang licik. Tapi kita adalah solusi untuk orang lain, kita
adalah pembawa kebaikan kepada orang lain. Dan yang perlu kalian ingat dalam
melakukan sesuatu harus dengan niat yang baik, tulus, serta kerja keras dari
diri kita sendiri. Saat itu Mayang dan Ardi menyadari akan kesalahannya dan
meminta maaf kepada semuanya terutama teman-temannya. Mereka merengkuh satu
naungan dalam kalimat persahabatan.
Tunggu ya karya selanjutnya!!!!!!
1 komentar:
Bagus....
Posting Komentar